Selain keindahan alam yang dapat dinikmati di desa ini, satu kali dalam setahun diadakan upacara Sasak di desa ini. Ini adalah upacara Bau Nyale. Dalam upacara ini para pelaut mencari cacing Nyale di laut.
Menurut legenda, dahulunya ada seorang putri, bernama Putri Mandalika, yang sangat cantik, banyak pangeran dan pemuda yang ingin menikah dengannya. Karena ia tidak dapat mengambil keputusan, maka ia terjun ke air laut. Ia berjanji sebelumnya ia akan datang kembali satu kali dalam setahun. Rambutnya yang panjang kemudian menjadi cacing Nyale tersebut.
Mendengar nama Pantai Kuta, semua orang pasti langsung mengasosiasikannya dengan pulau dewata Bali. Tidak banyak orang yang tahu di pantai selatan Pulau Lombok juga terdapat sebuah pantai indah yang juga bernama Kuta. Keunikan dari pantai ini yaitu dari area pantai yang dilingkungi oleh perbukitan, pasirnya yang berwarna sangat putih dan sangat sepi pengunjung, terlebih di hari kerja.
Jika menginap di Senggigi atau Mataram, perjalanan ke Pantai Kuta dari Senggigi memakan waktu sekitar 2,5 jam, melalui kota Mataram. Menjelang tengah hari, kami sampai di Pantai Kuta, dan keindahan pantai ini tidak mengecewakan. Perjalanan yang cukup jauh terbayar ketika melihat keindahan alam yang masih asli. Air laut jernih tidak menghalangi pandangan mengagumi bagu-batu karang dan penghuni-penghuni kecil yag sesekali tampak berenang dan merayap di situ.
Terhamparlah pasir pantai yang sangat putih dan bersih, agak menyilaukan dari kejauhan di tengah hari tanpa awan. Bermain-main di pantai berpasir putih tersebut sangat menyenangkan karena area pantai yang dangkal cukup luas.
Di kejauhan, terlihat beberapa pengguna jetski dan windsurfer yang mestinya berasal dari hotel Novotel Coralia Lombok yang berada sekitar 1 km dari Pantai Kuta dan merupakan hotel berbintang satu-satunya yang terdekat dengan Pantai Kuta. Hotel tersebut juga berada di bibir pantai, dan menyediakan berbagai fasilitas rekreasi air seperti jet ski, speed boat, banana boat dan lain-lain.
Dalam perjalanan pulang, bisa dilanjutkan dengan mengunjungi desa Rambitan, suatu perkampungan adat suku Sasak (penduduk asli Lombok). Di kawasan cagar budaya ini yang masih berdiri rumah-rumah adat Sasak dengan kehidupan aslinya. Rumah yang masih asli lengkap dengan lantainya yang terbuat dari kotoran kerbau/sapi beserta dengan kehidupan sosial dan aktifitas sehari-hari sesuai dengan adatnya.
Perjalanan bisa dilanjutkan dengan mengunjungi pusat kerajinan tenun Lombok, di daerah Sukarara kira-kira 1 jam perjalanan dari Mataram. Anda dapat melihat bagaimana kain tenun dibuat oleh para penduduk setempat dan juga dapat membeli berbagai macam corak dan jenis kain tenun di koperasi yang menaungi para pengrajin tersebut.
Demikianlah Artikel Travel Indonesia tentang Kunjungan Wisata dan Menikmati Pasir Putih di Pantai Kuta Lombok pada kesempatan kali ini. Bca juga Artikel Wisata tentang Daftar 12 Bangunan Bersejarah di Indonesia Yang Wajib Kamu Kunjungi pada artikel travel sebelumnya. Semoga bisa menjadi referensi wisata bagi Anda dan keluarga!