Berwisata ke Pusat Peneluran Penyu Pantai Pangumbahan Sukabumi ---Pantai Pangumbahan di kawasan Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat, sudah lama menjadi tempat peneluran Penyu Hijau (chelonia mydas), dan Penyu Lekang (lepidochelys olivacea).
Secara alami hewan-hewan langka ini memilih tempat ini karena pasirnya yang lembut dan bersih dari karang-karang. Kendati tempat ini penuh dengan ancaman berbagai predator, baik biawak, burung, bahkan manusia.
Pangumbahan diambil dari kata Kumbah -artinya memandikan. Zaman dahulu, telur-telur yang menetas diambil dan dimandikan terlebih dahulu sebelum diternakkan atau dikonsumsi. Maka dari itu kawasan sekitar pantai ini disebut kawan pesisir Pangumbahan.
Di pusat peneluran Penyu Pangumbahan ini, setiap malam, banyak tamu datang berkunjung. Dalam sebulan, sebanyak 1.000-1.500 orang datang untuk melihat mahluk unik ini. Dengan luas 2.500 m2, kawasan ini terdiri dari enam pos yang berjarak setiap 400 meter dan dikelilingi tembok setinggi 3 meter sepanjang 3 kilometer untuk menutup area peneloran ke arah darat.
Untuk pengunjung, pos satu dan dua saja yang diizinkan untuk dikunjungi. Dengan merogoh kocek Rp5.000 pengunjung dapat melihat dua atraksi, yaitu pelepasan penyu dan melihat penyu bertelur. Setiap sore pukul 17.30, tukik-tukik yang baru menetas dilepas oleh petugas bersama para pengunjung.
Pukul 21.00 WIB, pengunjung yang datang beramai-ramai melihat proses peneluran penyu secara alami, juga bersama dengan para petugas. Awalnya pengunjung berkumpul terlebih dahulu di ruangan yang telah disediakan sebelum dipersilakan oleh para petugas untuk melihat proses peneluran. Kemudian setelah Penyu telah mulai bertelur, para pengunjung berangkat dipandu petugas.
Di tengah kegelapan pantai, puluhan orang menyusuri pantai sambil menyalakan senter menuju tempat sang penyu bertelur. Beberapa larangan seperti tidak boleh mengarahkan sinar senter ke arah pantai dan mengarahkan sinar senter ke sisi depan atau kepala penyu berkali-kali diingatkan petugas.
Tampak seekor penyu di sebuah cekungan pasir sedang menelurkan telur-telurnya ke arah lobang yang sudah dia buat. Selama 15-20 menit, 100 telur dihasilkan.
Selanjutnya, telur-telur tersebut diambil oleh petugas untuk di tempat di lubang-lubang penetasan yang lebih aman. Dengan rata-rata kedalaman lubang 70 cm, selama 40-60 hari telor tersebut akan menetaskan dan dilepas ke laut. Lamanya pengeraman oleh kehangatan pasir tergantung oleh cuaca. Jika cuaca cerah akan semakin cepat penetasannya, jika banyak mendung atau hujan akan lebih lama.
Antusias para pengunjung tampaknya agak kurang diimbangi dengan kesadaran pengunjung sendiri untuk menaati peraturan yang disampaikan para petugas. Kadang banyak pengunjung mengarahkan sinar senternya ke sisi kepala penyu. Apalagi para pengunjung ingin berfoto dengan hewan langka ini. Hasilnya situasi riuh mewarnai proses peneluran yang seharusnya tenang.
Dengan fasilitas yang ada seperti Aula, kantor, penginapan dan rumah karyawan, pelayanan untuk pengunjung bisa dimaksimalkan. Pengunjung dapat diberikan briefing sejenak sambil menungggu kesiapan sang penyu. Bisa dengan diberi wawasan dan pengetahuan baik berupa cerita atau pemutaran video seputar penyu, sehingga pengunjung yang datang melihat tidak saling berebut foto dan bertanya-tanya kepada petugas, bahkan jika perlu diberlakukan quota atau jumlah pengunjung yang melihat aktivitas penyu, agar kenyamanan dan keamanan, baik untuk pengunjung dan penyu tetap terjaga.
Demikianlah Artikel Travel Indonesia tentang Pusat Peneluran Penyu Pantai Pangumbahan Sukabumi pada kesempatan kali ini. Baca juga Artikel Wisata Indonesia tentang Wisata Edukasi di Rumah Robot World Robotic Explorer Jakarta pada arsip travel sebelumnya. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi perjalanan wisata bagi Anda dan keluarga!