Wisata Sejarah Dengan Mengunjungi Gedung Arsip Nasional Jakarta


Wisata Sejarah Dengan Mengunjungi Gedung Arsip Nasional Jakarta ---Cuaca pagi itu cukup cerah, setelah turun dari busway dan berjalan kaki kurang dari lima menit saya tiba di Gedung Arsip Nasional, Jakarta. Tampak dari depan sebuah bangunan tua yang di dirikan tahun 1760 oleh Jendral Reyner de Klerk ketika masih menjabat anggota Dewan Hindia.
Gedung Arsip Nasional Jakarta
Begitu saya memasuki halaman gedung ini, atmosfir hijau dan asri tampak terasa. Jalan menuju gedung ditata dengan menggunakan batu-batu kecil berwarna merah. di halam mukanya ada sebuah kolam kecil yang berisi tanaman bunga teratai dikelilingi rerumputan hijau dan beberapa pohon besar di kanan-kiri halaman.

Gedung Arsip Nasional dibagun dengan gaya arsitektur Renaissance terlihat anggun dan artistik. Awalnya sebelum dijadikan museum, gedung ini berfungsi sebagai tempat peristirahatan Reyner de Klerk.

Ketika itu awal abad ke 18 VOC berhasil menaklukan Banten dan Mataram, kala itu kota dalam keadaan tidak sehat sedangkan di kawasan luar kota sudah aman.

Para kelompok elit atau pejabat-pejabat kaya raya seperti Reyner de Klerk membangun rumah peristirahatan (landhuis) dengan pekarangan luas salah satunya yang kini menjadi Gedung Arsip Nasional. Di rumah besar itu tinggal para pekerja berstatus budak belian. Jumlahnya ada sekira 150 orang.

Para budak itu didatangkan dari berbagai daerah itu lalu dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga, pengiring majikan, memayungi atau membawa tempat sirih dan tempat perhiasan majikan. Di antara para budak belian ini ada yang khusus dipekerjakan sebagai grup orkes. Mereka menghibur si majikan saat santap malam bersama keluarga atau menjamu tamu istimewa.

Bangunan tua yang kini menjadi Gedung Arsip Nasional dulunya merupakan rumah impian de Klerk. Dia sendiri yang mendesain rumah tersebut. Dan desainnya itu hingga sekarang tetap dipertahankan. Ryner membangun rumah peristirahatan diluar kota ini dengan pekarangan yang luas sebagai tempat para kelompok elite bersama keluarga menikmati weekend.

Bangunan tua yang bernuansa hijau dan asri ini belakangn kerap dijadikan sebagai tempat untuk bermacam kegiatan seperti pameran, seni budaya hingga acara pesta pernikahan.

Gedung Arsip Nasional memiliki luas bangunan 1.272.2 m persegi, merupakan satu-satunya gedung milik pemerintah yang tidak mengenakan biaya masuk atau gratis untuk masyarakat.

Gedung ini buka untuk umum setiap hari kecuali hari Senin atau jika ada acara museum mulai pukul 06.00 sampai 17.00 WIB untuk gedung. Sedangkan untuk halaman depan sampai pukul 18.00 WIB karena sebagaian masyarakat memanfaatkan halaman gedung untuk bermain dan berolahraga.

Di dalam gedung ini terdapat koleksi yang sebagian besar berupa peta, yang melukiskan sejarah pemetaan di Indonesia. Mulai peta pertama yang menggambarkan Kepulauan Nusantara sebagaimana dibayangkan oleh Bartholomeus dari Alexandria, Mesir sampai peta terakhir yang dibuat oleh tentara Amerika pada waktu Perang Dunia kedua. Selain itu juga ada koleksi perabot lama.

Salah satu program Yayasan Gedung Arsip Nasional sekarang ini menurut Tamalia adalah berupaya menambah koleksi-koleksi. Dengan menambah koleksinya. Kelak Gedung Arsip Nasional ini bisa menjadi museum yang juga memuat informasi mengenai perubahan gaya perabot dari abad ke abad.

Demikianlah Artikel Travel Indonesia tentang Wisata Sejarah Dengan Mengunjungi Gedung Arsip Nasional Jakarta pada kesempatan kali ini. Baca juga Artikel Wisata Indonesia tentang Keindahan Gunung Lawu Sebagai Objek Wisata Sakral Bersejarah pada arsip travel sebelumnya. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi wisata bagi Anda dan keluarga!


Cari Tiket Pesawat dan Hotel Idaman Untuk Wisata Anda