Meski berbeda masa namun dua tokoh ulama ini memiliki keterkaitan yang sangat erat. Konon, makam Syeh Jumadil Kubro ini, tidak banyak tahu. Baca juga arsip travel sebelumnya tentang:
Wisata Sejarah Kerajaan Majapahit di Situs Trowulan MojokertoBahkan penduduk sekitar mengira bahwa makam tersebut adalah makam orang biasa. Maklum makam ini berada disekitar pemakaman umum.
Namun pada tahun 2001 saat itu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjabat sebagai Presiden IV RI, datang ke makam tersebut. Bahkan era pemerintahan Gus Dur makam tersebut dibangun hingga seperti saat ini.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap ulama yang hidup pada tahun 1300-an itu.
Sekilas tentang Syeh Jumadil Kubro. Ulama ini bernama asli Syeikh Jamaluddin al-Husain al-Akbar. Ulama ini adalah cucu ke-18 Rasulullah Muhammad SAW dari garis Syyidah Fatimah Az Zahrah al-Battul yang berasal dari Negri Campa. Ketika dewasa, ia melakukan pengembaran ke beberapa negara seperti Makkah, Madinah dan Hadramaut untuk belajar ilmu Syariah dan Tasyawuf.
Setelah beberapa tahun mengembara di pulau Jawa, akhir syeh Jumadil Kubro ini singgah di Trowulan. Kala itu, tempat ini merupakan pusat pemerintahan kerajaan Majapahit. Menetap di Majapahit bukan tanpa alasan, sebab sang Syeh pernah mengajukan usul untuk menyebarkan agama Islam di kerajaan Majapahit kepada Kerajaan Turki, yakni Sultan Muhammad I.
Syeh Jumadil Kubro ini diperkirakan hidup dua raja besar Majapahit, yakni awal pemerintahan raja Tribuwana Tunggadewi dan pertengahan raja Hayam Wuruk. Ia wafat pada tahun 1376 Masehi.
Berkat keuletannya berjuang dalam syiar Islam, menjadikan ulama ini menjadi tokoh yang dihormati. Baik di masyarakat sekitar hingga kerajaan Majapahit. Terbukti, makam sang Syeh ini disandingkan dengan sejumlah makam para pembesar dan keluarga kerajaan. Selain itu, Lokasi makam sang Syeh ini berada di dekat pendopo Agung Majapahit.
Usai berziarah ke Makam Syeh Jumadil Kubro anda bisa melanjutkan untuk singgah di Makam mantan Presiden RI ke IV, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Meski bukan sebagai penyebar agama Islam, namun Gus Dur juga dianggap sebagai sosok wali (orang Suci dalam agama Islam)
Makam Gus Dur ini, berada di dalam pondok pesantren Tebuireng. Yang mana satu kompleks dengan pemakaman keluarga bani Hasyim. Gus Dur sendiri merupakan cucu dari pendiri Nahdhotul 'Ulama (NU), KH Hasyim Asyari. Sebagai seorang yang kental dengan kehidupan pesantren, Gus Dur banyak memberikan khasanah pemikiran terhadap bangsa Indonesia. Pria kelahiran 4 agustus 1940 ini tak hanya disegani di kalangan Muslim saja, namun di mata non Muslim gus Dur sangat dihormati. Terutama dengan paham Pluralisme yang lebih menghargai kemajemukkan dan kebhinekaan.
Maka tak heran jika makam Gus Dur juga dikunjungi peziarah dari kalangan Kristiani, Budha, Hindhu, Kong Hu Chu dan sebagian besar umat muslim.
Saat Gus Dur tutup usia, ribuan orang dari berbagai kalangan datang menghantarkan bapak Pluralisme ini ke peristirahatan terakhir. Tradisi ziarah ke makam Gus Dur tanpa sadar oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai rangkaian wisata religi.Misalnya, setiap beziarah ke Wali songo selalu mampir ke makam Gus Dur. Nah bagi anda yang ingin memperdalam khasanah keislaman silahkan datang ke dua makam tokoh besar yang beda masa ini.
Demikianlah Artikel Travel Indonesia tentang Wisata Religi di 2 Makam Tokoh Islam di Bumi Majapahit pada kesempatan kali ini. Baca juga Artikel Wisata Indonesia tentang Danau Gunung Tujuh Kerinci Yang Tertinggi di Asia Tenggara pada arsip travel sebelumnya. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi wisata bagi Anda dan keluarga!