Berkunjung ke Kota Solo Yang Sarat Keramahan Budaya Jawa


Berkunjung ke Kota Solo Yang Sarat Keramahan Budaya Jawa ---Ning stasiun balapan, Kuto solo sing dadi kenangan. Penggalan lirik lagu Solo Balapan yang dipopulerkan Didi Kempot ini mungkin bisa membangkitkan memori yang membuat Anda ingin kembali menjelajahi sudut-sudut Kota Solo. Namun jika belum pernah, cobalah berkunjung dan rasakan keramahannya.
Kota Solo
Solo dikenal sebagai kota yang tidak pernah tidur, selalu ada hal menarik yang dapat Anda temukan di sini. Kota ini juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata yang biasa didatangi wisatawan dari kota-kota besar.

Tempat yang sangat lekat dengan Kota Solo adalah Keraton Kasunanan Surakarta yang memiliki luas sekitar 500 x 700 meter. Keraton ini dikelilingi dinding pertahanan (benteng) setinggi 3-5 meter dengan tebal 1 meter yang disebut Baluarti. Sebagian besar keraton ini bernuansa warna putih dan biru dengan arsitektur campuran Jawa-Eropa

Di halaman istana atau keraton, Anda juga dapat melihat sebuah menara bernama Panggung Sanggabuwono. Menara yang nampak misterius ini dikatakan sebagai tempat bertemunya Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa Laut Selatan.

Mengenai sejarah, keraton ini dibangun pada 1745 Raja Paku Buwono ke II dengan arsitek Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono I) yang sekaligus menjadi arsitek Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika pola dasar tata ruang kedua keraton tersebut (Yogyakarta dan Surakarta) banyak memiliki persamaan.

Sehabis berkunjung ke keraton, Anda harus coba kegiatan berkeliling kota dengan kereta kuda (andong) atau becak sambil melihat bangunan tua dan labirin di sepanjang dinding istana yang bercat putih. Sekilas, kota tua Solo serupa dengan yang ada di Jakarta atau Semarang.

Selain menyungguhkan pemandangan kota dan keraton Kasunanan, Solo juga menawarkan wisata-wisata alam seperti Tawangmangu di bagian timur kota dan kawasan wisata Selo di bagian barat kota. Solo juga mempunyai sebuah museum batik terlengkap di Indonesia yaitu House of Danar Hadi.

Saat plesiran, jangan lupa mencicipi berbagai makanan khas Surakarta seperti nasi liwet, nasi timlo, nasi gudeg, cabuk rambak, serabi Notosuman, intip, bakpia balong, dan roti mandarin. Ada juga ayam bakar panggang yang disajikan dengan lalapan atau sayuran mentah dan pecel dengan sayuran matang yang disajikan di atas nasi dengan saus kacang pedas.

Sebagai oleh-oleh, Anda bisa membeli batik Solo yang memiliki ciri pengolahan khas yaitu warna kecoklatan (sogan). Pemilihan warna cenderung gelap, mengikuti kecenderungan batik pedalaman. Pusat perdagangan batik di kota ini ada di Pasar Klewer dan Kampung Batik Laweyan. Ingin kembali atau pertama kali ke Solo, akses menuju kota ini cukup mudah, Anda bisa naik kereta, bus, pesawat atau kendaraan pribadi. Bila melalui jalur udara, bisa singgah di bandara internasional Adisumarmo. Dari Jakarta waktu tempuhnya sekitar 50 menit.

Sementara pada jalur darat, kereta api secara teratur beroperasi antara Solo dan Jakarta dengan waktu perjalanan antara 11-12 jam. Untuk bus malam perjalanan dari Jakarta ke Solo memakan waktu sekitar 12 jam. Stasiun kereta api utama di Solo bernama Solo Balapan dan terletak berdekatan dengan terminal bus Tirtonadi.

Demikianlah Artikel Travel Indonesia tentang Kota Solo Yang Sarat Keramahan Budaya Jawa pada kesempatan kali ini. Baca juga Artikel Wisata Indonesia sebelumnya tentang Kesejukan Wisata Alam Gunung Puntang Pangalengan Bandung. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi wisata bagi Anda dan keluarga!


Cari Tiket Pesawat dan Hotel Idaman Untuk Wisata Anda